Berita

Berita dan Informasi Kepesantrenan

(0 votes)

Menghitung Mundur Kepergian Ramadhan Featured

Kabir AL-Fadly June 03, 2022

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Hari-hari berlalu begitu saja meninggalkan dan menggilas kita di belakangnya. Pun dengan Ramadhan yang kian menipis harinya dan lambat laun akan benar-benar pergi meninggalkan kita kembali. Separuh lebih waktunya telah terlewati dan alhamdulillah hingga saat ini kita masih diberi usia tuk bisa menjamu Ramadhan, mudah-mudahan hingga akhirnya.

Demikian juga di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 2 Tangerang. Ramadhan telah berlalu setengahnya, berarti kegiatan santri telah usai di pesantren selama paruh pertama Ramadhan. Hiruk-pikuk mulai dari sahur hingga pengajian pasaran puasa telah usai berganti heningnya suasana Pesantren ditinggal para santri tuk khidmat satu bulan kepada Ayah Bundanya di rumah. Kemarin saat di pesantren para santri sibuk mengaji kitab-kitab khusus Ramadhan hingga Khatam di sekolah masing-masing. Begitupun secara Kolosal dengan Abah, Kitab Arba'una Haditsan fi Thibbil Qulub wa Dawaaiha telah khatam dikaji secara kolosal seluruh santri bersamaan dengan Khataman Al-Qur'an 30 Juz yang sudah dimulai sedari awal Ramadhan.

Hiruk-pikuk antrian teh manis setiap hari juga sudah tidak terlihat, sebelumnya beramai-ramai semua antri sambil mempersiapkan diri dengan Takjil masing-masing di depan masjid juga beriring komat-kamit mulut merafalkan bacaan Istighosah. Sungguh suasana yang pasti dirindukan para alumni dan juga para santri setelah pulang ke rumah. Belum lagi Tarawih berjamaah, Drama Bahasa dan kegiatan Ramadhan lainnya yang masih terngiang-ngiang di kepala.

Kini di separuh terakhir, para santri kembali ke rumahnya, sementara. Berjumpa kembali dengan orang tua, melepas rindu yang begitu lama. Abah berpesan, saat Khataman kitab agar kiranya momen liburan kali ini adalah momen santri untuk khidmat kepada orangtuanya di rumah, kesempatan berbakti terbaik kepada Ayah Bundanya di rumah. Baik membantu secara fisik kebutuhan dan kesulitan orangtua termasuk membantu dari sisi ibadah. Jangan sampai momen liburan digunakan untuk hal-hal yang sia-sia apalagi bertentangan dengan aturan pesantren dan pesan Abah.

10 hari ini alangkah baiknya digunakan untuk menghitung-hitung diri. Apa kiranya yang kurang selama dua per tiga ke belakang agar satu per tiga sisa ini bisa maksimal dalam ibadah. Bukankah kita sendiri yang sejak lama berdoa agar dipertemukan dengan Ramadhan tahun ini. Dan benar, Allah kabulkan itu semua. Hanya kemudian tinggal kita konsekuen dengan apa yang kita mintakan di awal. Memperbaiki terus ibadah kita terutama di banyak waktu kosong saat berlibur di rumah.

Ramadhan adalah pesantren sebentar lagi kita lulus dari pesantren Ramadhan tahun ini. Maka laiknya kita mondok keberhasilan seorang saat mondok ditentukan saat menjadi alumni. Pun Ramadhan, keberhasilan kita ditentukan nanti saat Ramadhan telah benar-benar pergi meninggalkan kita. Masihkah kita seistiqomah Ramadhan dalam ibadah, shalat, sedekah dan tilawah Al-Qur'an atau dengan selesainya Ramadhan selesai juga himmah kita dalam ibadah. Maka kesuksesan pascaramadhan harus benar-benar disiapkan sejak kini. Seperti ingin suksesnya seorang santri di masa depan, maka berjuang terbaik selama masa mondok adalah tiket terbaik untuk kesuksesan setelah mondok. Sebab siapa yang menanam pasti akan memetik. Kita tidak akan memetik apa yang tidak kita tanam. Dan pasti kita akan memetik apa yang kita tanam.

Mudah-mudahan Ramadhan berlalu, usia kita diberi izin untuk mengaplikasikan hasil Pesantren Ramadhan di kehidupan sesungguhnya, hari-hari setelah Ramadhan. Hingga terus bertempat dengan Pesantren Ramadhan di tahun-tahun berikutnya.

Read 1475 times Last modified on Friday, 16 February 2024 11:03

Cari

Pengunjung

15873929
Hari ini
Minggu Lalu
Bulan lalu
Semua
4953
15743416
324268
15873929

Your IP: 18.97.9.174
2025-05-23 05:21

Instagram