Tidak terasa 100 hari sudah Ayahanda pergi meninggalkan kita semua. Rasanya Abah masih begitu dekat dan ada memerhatikan tiap gerak langkah kita. Do'a-do'anya begitu terasa dan hidup membersamai tiap gerakan perjuangan dan pengabdian tiap-tiap yang berpayung Asshiddiqiyah. Seluruh Asshiddiqiyah, baik keluarga, dewan guru, santri, wali santri alumni dan seluruh keluarga besar Asshiddiqiyah.
Tidak hanya internal Asshiddiqiyah, bahkan banyak kalangan yang begitu kehilangan dengan kepergian Abah. Para Kyai sahabat Abah berjuang, teman-teman Abah mulai dari mondok, di kampus, di organisasi, di pemerintahan, di masyarakat dan di seluruh lapisan sosial begitu banyak yang merasa hampa ditinggal sosok kyai hebat dan pejuang lahir batin penakluk garangnya ibukota.
Mengobati kehampaan dan kerinduan itu, tepat hari ini seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Asshiddiqiyah secara serentak, mulai dari kemarin melaksanakan rangkaian Peringatan 100 Hari Kepergian Ayahanda. Di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat, Cabang, pengurus-pengurus alumni baik daerah maupun internasional semua tertunduk khidmat mengirim lantunan do'a tulus kepada Ayahanda.
Acara diawali dengan Khotmil Qur'an Internasional seluruh keluarga besar Asshiddiqiyah di berbagai tempat. Hadir walisantri Asshiddiqiyah, seluruh cabang, Alumni-alumni seperti di Turki, Mesir, Yaman Maroko dan tempat-tempat lainnya semua khusyu mendoakan Ayahanda Almaghfurlah Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ.
Selama sehari penuh seluruh Asshiddiqiyah dan keluarga besar Asshiddiqiyah mengkhatamkan Al-Qur'an hingga kemudian ditutup dengan tahlil 100 hari yang dipusatkan di Asshiddiqiyah Jakarta dengan koneksi ke seluruh Asshiddiqiyah Cabang dan alumni. Alhamdulillah juga, proses pembangunan Maqbaroh Ayahanda sudah hampir selesai dan terlihat indah serta sudah bisa ditempati untuk melaksanakan Acara tahlil di Maqbaroh tersebut.
Mudah-mudahan acara 100 hari ini mampu mengobati kerinduan kita kepada sosok Ayahanda dan kita mampu mengikuti jejak kebaikan Beliau yang telah ditanam selama ini. Al-Fatihah untuk Abah.
Ada yang nampak berbeda di setiap kegiatan santri dan kepesantrenan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 2 Tangerang, atau bahkan di seluruh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah. Ayahandan Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ yang selama ini disebut pertama namanya dalam tertib penghormatan, harus disebut terlebih dahulu dengan almaghfurlah serta senantiasa beriring setelahnya surat Al-Fatihah. Memang biasanya, para santri rutin mengirim hadiah Al-Fatihah untuk ayahanda mendoakan kesehatan Beliau, namun kali ini, Fatihah demi Fatihah itu diniati bukan lagi untuk kesehatan Beliau akan tetapi untuk ziyadah nikmat beliau di alam barzakh sana.
Ahad, 13 Desember 2020, merupakan hari yang paling tidak bisa terbayangkan bagi keluarga Pondok Pesantren Asshiddiqiyah. Hari di mana selueurh keluarga Asshiddiqiyah menelan pil pahit ditinggal selama-lamanya oleh orangtua sekaligus guru yang selama ini menemani langkah semua keluarga Pondok Pesantren Asshiddiqiyah untuk setapak demi setapak memperjuangkan bendera Agama Allah dan selangkah demi selangkah berjalan untuk mengenal Allah dan NabiNya. Namun sejak hari itu mau tidak mau harus diterima bahwa Allah Ta’ala jauh lebih sayang terhadap Ayahanda ketimbang sayangnya kita semua terhadap Beliau.
Sebulan yang lalu, tidak terasa, sudah sebulan Beliau pergi meninggalkan kitsa semua, akan tetapi rasanya Beliau masih berada di tengah-tengah kita semua, shalat berjamaah dengan kita, pengajian kitab dengan kita dan menghadiri tiap kegiatan kita. Secara fisik Ayahanda telah tiada, namun spirit Beliau terasa tidak pernah hilang dari benak kita semua. Suara khasnya, keistikamahannya dalam ibadah dan riyadhah, mutiara-mutiara hikmahnya, kesahajaan dan kesederhanaannya, senyumnya yang berseri-seri, tegurnya yang menenangkan dan ramah, tatapannya yang menguatkan, seolah tidak pernah dan tidak akan pernah hilang dari benak kita semua.
Kini, menjelang 40 hari kepergian Ayahanda selama tujuh hari tujuh malam penuh sedetikpun tidak henti-hentinya dikumandangkan lantunan khataman ayat-ayat Al-Qur’an oleh seluruh santri Asshiddiqiyah 2 Tangerang sebagai hadiah yang bisa diberikan untuk ziyadah kenikmatan Ayahanda di alam kubur. Rangkaian khataman akbar ini akan selesai tepat pada malam Jum’at, 21 Januari 2021 bertepatan dengan Tahlil Peringatan malam ke-40 berpulangnya Ayahanda. Tentu yang kita berikan kepada Beliau tidak sebanding dengan apa yang Beliau berikap kepada kita, tetapi setidaknya mudah-mudahan ini semua menjadi washilah kita diakui sebagai santri Beliau dunia dan akhirat. Terutama dalam menjaga atsar-atsar yang selama ini Beliau bangun dan tanamkan untuk kita teruskan perjuangannya. Ayahanda sekali lagi, secara fisik boleh sudah pergi (berpindah ke alam selanjutnya) akan tetapi spirit perjuangan Beliau tetap abadi terpatri di tiap langkah kaki kita, gerakan hati kita dan sejarah yang kita ukir kini hingga masa yang akan datang. Untuk Ayahanda, Lahul Faatihah
© Copyright 2021 Asshiddiqiyah 2 Tangerang