Film berdurasi hampir 40 menit ini menceritakan tentang konflik batin seorang santri pindahan yang ‘terpaksa’ mondok atas perintah orang tuanya. Awalnya menolak, namun karena teringat mendiang almarhum ayahnya, perlahan ia lalui hari demi hari di pondok dengan penuh rasa jenuh, bosan dan konflik batin akan begitu banyak keinginannya dan ketidakbisaan dia mengikuti pelajaran. Konflik batin itupun meluas membuat dirinya juga berkonflik dengan orang sekitarnya di pesantren, baik dengan ustad maupun teman-temannya. Konflik batin itu melahirkan banyak kedengkian dan prasangka buruk dalam hatinya, hingga pada waktunya terjadi konflik klimaks yang membuka pikirannya bahwa tak semua seburuk yang selama ini dia pikirkan.
Film ini merupakan bukti bahwa santri tidak hanya identik dengan ngaji, nadzoman, dan lalaran kitab namun lebih dari itu, santri juga dapat berkreasi melalui sinematografi. Film yang diproduseri dan disutradari salah seorang alumni yang juga pengajar di pondok pesantren Asshiddiqiyah ini adalah hasil kolaborasi para santri dan tim Media of Asshiddiqiyah 2. Ke depan diharapkan akan lahir dan tumbuh karya-karya lain yang dapart dijadikan tontonan sekaligus tuntunan dan menjadi bukti eksistensi pesantren di negeri ini.
Untuk memyaksikan film secara full bisa langsung mengakses akun YouTube Asshiddiqiyah 2 atau scroll down beranda web asshiddiqiyah2.com.